Dosen muda sedang monev
Tema:
Cerita ini adalah pengalaman saya ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi mahasiswa MBKM Magang Bersertifikat dari Prodi Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan USK. Nama saya Said Ali Akbar, Saya dosen di Prodi Budidaya Perairan. Saya adalah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang ditugaskan kepada 4 mahasiswa yang sedang melaksanakan magang di PT Swadya Mitra Perkasa - Benur Top. Pada tanggal 29-31 Oktober 2023 saya berkesempatan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan magang mahasiswa melalui program MKBM USK Unggul 2023. Saya memiliki seorang anak yang masih umur 4 tahun dan memiliki rasa penasaran cukup tinggi. Sehingga saya berfikir untuk mengajak dia mengikuti monev supaya menjadi pengalaman. Baik, perkenalkan nama anak saya Said Naufal Abrar, sekarang akan menjadi asisten saya.
PT Swadya Mitra Perkasa - Benur Top merupakan perusahaan penyedia benur vannamei kualitas F1 yang beroperasi di Bireuen. Perusahaan ini sudah bergerak lebih dari 10 tahun, menyediakan benur udang yang berkualitas tinggi. Proses monev diawali dengan diskusi dan tanya jawab bersama mitra terkait kendala dan progres yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa magang. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa titik aktivitas seperti ruang pembuatan pakan, ruang pemijahan, dan ruang budidaya benur.
“Ayah, udangnya kecik kecik, mereka ga makan tu, makan apa mereka tu tuuu.” Tanya Naufal waktu diruang budidaya benih.
Pada waktu itu saya sedang berdiskusi dengan mahasiswa magang terkait kualitas airnya, treatment nya, proses pembersihan airnya. Dan sampai pada pemberian pakan, yang mana pada fase benih makanan yang diberikan kepada udang yaitu berupa plankton. Namun, untuk anak seusia itu, untuk dijelaskan bahwa plankton itu apa ya pasti bakal tidak mengerti.
“Makannya nasi de, ha ha ha,” Jawab mahasiswa sambil bercanda.
Kemudian saya dan mahasiswa menuju ruang pemijahan, ruangnya cukup gelap dan suhu normal tidak panas. Didalam ruangan ini tempat pemeliharaaan indukan sekaligus proses perkawinan udang.
“Ayah, itu tuuuuu air dalam tong hitam kenapa ga ada udangnya.” Tanya Naufal waktu diruang pemijahan. “Ooh itu air bersih, yang nantinya akan ditempatkan telur udang yang sudah melewati fase perkawinan.” Jawab salah satu mahasiswa diruang pemijahan. “Oh udangnya besaaaaar.” kata Naufal.
Seluruh tim tertawa, bahwa untuk anak seumuran itu, sudah bertanya hal-hal yang teknis walaupun dengan bahasa yang sangat sederhana. Dalam beberapa aktivitas biarkan anak memegang kendali. Anak yang mendapatkan kesempatan untuk diikuti saat segala aktivitas akan lebih mudah berempati terhadap orang lain. Saya percaya bahwa proses belajar anak dimulai sejak mereka masih kecil sehingga harus memberikan aktivitas yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Saya puas, Asisten cilik saya mendapat pengalaman yang besar disini walaupun hanya sebentar. Dan ya, semoga Naufal bisa menjadi pakar Akuakultur punya perusahaan udang seperti ini, aamiin.